Krisis Moral di Era Globalisasi

mau-juga-di-posting

Syahrul Ramadana dan Hilal Nurfi (SMA Negeri 1 Sinjai Timur)

Di Era ini, pendidikan moral  seperti tak dihiraukan lagi dan kedudukannya menjadi tersisihkan yang semula kokoh menjadi tolak ukur  yang harus dimiliki oleh setiap siswa dalam menempuh pendidikan tetapi kini menjadi sesuatu yang tabu dalam dunia pendidikan itu sendiri sehingga negeri ini mengalami krisis moral. Moral generasi penerus bangsa semakin hari semakin merosot, hal ini tentunya akan berdampak buruk bagi  perkembangan negeri ini kedepannya, oleh karena itu, perlu mendapatkan perhatian lebih dari lembaga pendidikan. Kemerosotan  moral generasi penerus bangsa mungkin saja disebabkan rendahnya pendidikan moral di lingkungan pendidikan formal maupun informal. Dalam dunia pendidikan era sekarang, yang menjadi prioritas utama dalam menuntut ilmu ialah status sosial. Para orang tua siswa menyekolahkan anak-anak mereka setinggi mungkin agar menyandang gelar yang cetar membahana sehingga demikian status sosialnya pun ikut terangkat dimata masyarakat. Baca lebih lanjut

Hak Menguasai Negara: Akar Konflik Tanah dan SDA di Indonesia

mau-di-posting

Akmal Maulana dan Yusrianto (Mapala PTM Sinjai)

Konflik tanah dan Sumber Daya Alam merupakan salah satu konflik tertinggi yang ada di Indonesia, meskipun cakupannya lebih kecil jika diperbandingkan dengan isu konflik agraria. Berdasarkan catatan KPA (Konsorsium Pembaruan Agraria), terdapat 252 konflik pada tahun 2015 dengan melibatkan 108.714 keluarga dan luas lahan sengketa mencapai 400.430 Ha.[1]

Konflik secara sederhana dapat dimaknai sebagai Proses atau keadaan dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan pendapat nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.[2]. Sedangkan menurut Webber, Konflik merupakan suatu hubungan sosial yang dimaknai sebagai keinginan untuk memaksakan kehendaknya pada pihak lain.[3] Baca lebih lanjut